Masjid Raya Al Mashun atau yang akrab dikenal dengan nama Masjid Raya Medan. Masjid satu ini sudah menjadi landmark Kota Medan dan memiliki arsitektur yang memuat berbagai kisah.
Masjid tersebut juga menjadi saksi sejarah dari kejayaan masa Kesultanan Deli yang hingga kini masih berdiri megah. Karena masuk dalam arsitektur kejayaan kuno maka bangunan ini tentu mengandung nilai sejarah.
Bagi kamu yang tertarik maka perlu diketahui lokasi dari masjid tersebut agar lebih mudah diketahui. Selain itu ketahui juga berbagai keunikan yang ada di masjid tersebut karena kamu bisa melihat keseluruhan dari tempat bersejarah ini.
Sejarah Masjid Raya Medan
Dalam catatan sejarah, masjid itu dibangun oleh Sultan Makmun Al Rasyid untuk memajukan peradaban Kesultanan Deli. Hal ini terbukti dengan adanya perdagangan tembakau di Deli yang semakin pesat. Demi memajukan budaya maka dibuatlah berbagai fasilitas di masjid tersebut demi kemajuan Deli.
Diketahui pembangunan Masjid ini dilakukan pada Agustus 1906 atau 1 Rajab 1324 H. Kala itu pembangunan masjid ini menghabiskan dana sekitar 1 juta gulden dan itu ditanggung oleh Kesultanan Deli.
Selain sultan, biaya pembangunan masjid juga dibantu oleh pengusaha asal Tionghoa bernama Tjong A Fie. Dari peranan dua pihak ini, masjid selesai pada 10 September 1909 tepatnya 25 Sya’ban 1329 H.
Fakta Menarik Masjid Raya Medan
Masjid yang cukup dikenal bersejarah di kota Medan ini punya berbagai fakta menarik dan berikut ulasannya:
Terdapat Al-qur’an Berusia Tua

Perlu diketahui jika di masjid tersebut ada Al-Qur’an yang usianya sudah mencapai ratusan lalu. Kitab suci tersebut dipajang pada bagian pintu masuk untuk jamaah laki-laki.
Jika diperhatikan, Al-Qur’an ini dibuat dari kertas kulit tua yang didatangkan dari Timur Tengah. Lalu kitab suci tersebut terbilang unik karena ditulis menggunakan tangan. Menariknya meski usianya sudah ratusan tahun tetap masih bisa dibaca dengan jelas dan tetap utuh.
Tradisi Bubur Sop

Fakta menarik lainnya ada pada tradisi bubur sop yang umumnya digunakan untuk menu berbuka puasa. Tradisi ini sudah turun-temurun dan makanan itu dibagikan secara gratis mulai tahun 1960-an dalam bentuk bubur pedas.
Namun sejak di Kesultanan Deli di bawah Sultan Makmun Al Rasyid tidak lagi memakai bubur pedas. Sebab saat itu bahan-bahan bubur pedas seperti rempah-rempah tergolong sulit.
Diketahui pembagian bubur tersebut sebanyak 1.000 porsi dan diberikan setelah ashar hingga menjelang maghrib. Bahan dasar dari bubur itu berupa sayuran, daging, wortel, merica, daun seledri dan yang lainnya.
Belum Pernah Direnovasi

Masjid yang sudah ada sejak zaman kesultanan ini hingga kini belum pernah direnovasi. Awalnya ada niatan dari pemerintah untuk merenovasi namun oleh pihak sekitar ditentang karena takut merusak nilai seni yang ada di dalamnya.
Akhir pemerintah tidak melakukan renovasi melainkan menambah sarana penunjang saja. Misalnya menambah tempat wudhu dan tidak mengubah bangunan utama pada masjid.
Usianya Lebih dari 100 tahun

Sebagaimana dijelaskan jika masjid ini termasuk peninggalan SUltan Deli bernama Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alam. Sultan ini berkuasa dari tahun 1874 hingga 1924 dan bangunannya memiliki nilai sejarah tinggi.
Luas dari masjid itu sekitar 5.000 meter persegi dan berdiri di lahan yang luasnya 18.000 meter persegi.
Pembangunan masjid itu butuh waktu 3 tahun dari Agustus 1906 hingga September 1909. Sehingga masjid tersebut usianya sudah 1 abad lebih dan termasuk bangunan tua di Kota Medan.
Arsitekturnya Unik dan Megah

Fakta lain ada pada bangunan yang dinilai punya desain megah dan punya keunikan tersendiri. Kemegahan itu bukan hanya besarnya bangunan tetapi ada pada perabotan dan interior masjid.
Kemegahan ini tidak terlepas dari arsitektur yang memadukan gaya Arab, Eropa, Turki dan India. Proses desain itu dilakukan oleh JA Tingdeman yang merupakan arsitek dari Belanda yang dipanggil langsung oleh sultan.
Selain itu dari sisi tiang, marmer, ubin, lampu hias, mimbar itu didatangkan dari Italia. Lalu masjid ini juga dipadukan dengan adanya budaya Melayu dan itu terlihat pada kayu yang dicat kuning dan biru. Ini dilakukan karena Sultan Deli termasuk orang keturunan Melayu.
8 Pilar dan Kubah Masjid Berteknologi Beton

Fakta lain yang ada di masjid ini terdapat pada pilar utama yang jumlahnya ada 8 buah. Semua pilar tersebut sudah menggunakan teknologi beton dan dilapisi marmer italia.
Selain itu dari sisi kubah di masjid tersebut juga mengadopsi desain ala India. Karena itu mimbar yang digunakan ketika Ramadhan dan sholat Jum’at juga punya seni bercorak India. Perpaduan dari bentuk dan ornamen ini terlihat tampak serasi dan presisi.
Fasilitas Masjid
Demi memberikan kenyamanan pada jamaah maka ada berbagai fasilitas di masjid tersebut, diantaranya:
- Halaman masjid sangat luas sehingga bisa untuk parkir banyak kendaraan.
- Ruang ibadah utama.
- Toilet dan kamar mandi
- Tempat makan di sekeliling masjid
- Penginapan di area masjid.
Lokasi Masjid Raya Medan
Perlu diketahui bahwa Masjid Raya ini menghadap ke Jalan Sisingamangaraja. Lalu bagian utara masjid menghadap ke arah Jalan Masjid Raya. Untuk menuju ke masjid cukup mudah karena jaraknya hanya 200 meter dari Istana Maimun.
Untuk mengaksesnya bisa dilalui dari bandara, stasiun kereta api dan terminal. Sehingga bila kamu berangkat dari Istana Maimun maka tinggal memakai becak motor saja atau angkutan kota
Aktivitas atau Kegiatan Pengurus Masjid
Ada berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para pengurus masjid dan berikut ulasannya:
Wisata Religi dan Kajian Keagamaan
Masjid ini sudah ada pengurus yang mengurusi masjid untuk kegiatan sholat jama’ah. Lalu pada hari-hari tertentu juga diadakan kajian agama oleh para da’i ternama.
Selain kajian, masjid ini juga sering dijadikan tujuan utama untuk wisata religi. Menariknya dalam wisata tersebut, kalangan non muslim juga bisa melihat keindahan masjid namun dengan aturan yang berlaku.
Peringatan Acara Besar Keagamaan
Masjid ini juga kerap dijadikan tempat untuk acara besar agama dan bisa di akses oleh masyarakat umum. Misalnya kegiatan pada bulan Ramadhan, Maulid Nabi Muhammad, Hari raya Ied dan tahun baru islam.
Khusus bulan ramadhan itu ada acara buka bersama dan dapat diikuti oleh seluruh masyarakat. Menariknya di saat sebelum buka puasa ada pembagian sop bubur secara gratis.
Jadi Masjid Raya Medan lokasinya ada di pusat Kota Medan dan dekat dengan Istana Maimun. Ada banyak sejarah di masjid tersebut diantaranya di bangun sejak Kesultanan Deli.
Proses pembangunan masjid itu butuh waktu 3 tahun dan menghabiskan dana hingga 1 juta gulden. Dengan biaya yang besar maka arsitektur masjid ini tergolong unik karena ada perpaduan antara gaya Eropa, India dan negara lain.