7 Senjata Tradisional Sumatera Utara dan Sejarahnya

7 Senjata Tradisional Sumatera Utara dan Sejarahnya

7 Senjata Tradisional Sumatera Utara dikenal sebagai provinsi yang kaya akan budaya dan diantaranya ada berbagai senjata tradisional. Senjata tradisional Sumatera Utara dikenal multifungsi atau dapat digunakan untuk berbagai kegiatan. 

Salah satu fungsinya seperti untuk bergerang, berburu, upacara adat, dan yang lainnya. Penggunaan senjata tersebut sudah dilakukan oleh para leluhur dan hingga sekarang budaya itu pun tetap berjalan. 

Daftar Senjata Tradisional Sumatera Utara

Ada berbagai senjata tradisional yang kerap digunakan oleh masyarakat Sumatera Utara, diantaranya:

Piso Halasan

Piso halasan dikenal sebagai senjata tradisional yang melambangkan kebesaran suku Batak. Bentuknya mirip seperti pedang bermata tunggal dan sedikit melengkung. Lalu bagian pangkal dan ujungnya sedikit lebih lapang dari bagian tengahnya. 

Rata-rata senjata itu hanya bisa dimiliki oleh pemimpin yang punya otoritas hingga tingkat Bius. Menurut sejarahnya, pisau tersebut dilambangkan sebagai kecerdasan dan sarungnya sebagai lambang hukum. 

Piso Gading

Nama piso ini hanya bisa dimiliki seorang raja dan berbentuk pedang yang sangat tajam. Lalu pada bagian gadingnya sedikit melengkung dan senjata tersebut dikenal memiliki racun. 

Jenis racun yang ada pada piso gading bisa menyerang sistem syarat yang ada pada otak. Sehingga orang yang terkena senjata itu bagian otak bisa melemah dan dapat menyerang jantung. 

Tunggal Panaluan

Bila sebelumnya berbentuk pedang, kini ada senjata tunggal panaluan yang bentuknya tongkat. Jenis tongkat ini hanya dimiliki oleh para raja yang ada di suku Batak. 

Selain itu, senjata tersebut juga dikenal punya kekuatan supranatural yang sangat tinggi. Bentuknya berupa manusia atau hewan yang disusun ke atas. Senjata ini umumnya digunakan ketika upacara menolak bala atau meminta hujan. 

Piso Gaja Dompak

Jenis piso ini termasuk senjata yang digunakan oleh pahlawan Sisingamangaraja XII. Karena itu, senjata tersebut digunakan saat mengusir penjajah dan dikenal memiliki kekuatan supranatural. 

Bentuknya lebih pendek dari pedang dan sedikit lebih panjang daripada belati. Di bagian dompak dibuat dengan ukiran berbentuk gajah. Lalu pada bagian sarung menggunakan warna hitam. 

Piso Surit

Piso Surit digunakan oleh orang Batak untuk melawan penjajah Belanda di zaman dahulu. Bentuk dari senjata itu dikenal lebih melengkung dan pada gagangnya dibuat bercabang dua. 

Senjata tersebut umumnya ada di berbagai museum di Sumatera Utara. Salah satu museum yang menyimpan senjata tersebut ada di Desa Suka, Kabupaten Karo Sumatera Utara. 

Toho

Senjata toho bagi orang Pulau Nias terdiri dari dua yaitu Toho Sondrami dan toho Bulusa. Toho Sondrami dikenal memiliki mata tombak yang punya kait sedangkan Toho Bulusa berupa tombak untuk berperang. 

Bahan yang digunakan pada mata Toho itu dibuat dari besi yang ditempa dan dikerjakan oleh pandai besi. Panjang dari senjata itu sekitar 1,5 meter dan itu diukur dari ujung hingga tersambung ke kayu Akhe. lalu pada bagian pangkal kayu akhe dibuat sedikit lebih runcing. 

Baluse

Baluse dikenal sebagai senjata utama suku Nias ketiak berperang. Sehingga alat ini digunakan sebagai pertahanan dari penjajah Belanda untuk perlindungan dari pedang dan tombak. 

Jadi senjata tradisional Sumatera Utara di atas ada yang bentuknya pedang dan tombak. Bentuknya terbilang unik mulai dari ukiran hewan, manusia dan bahkan ada yang beracun. 

Tidak semua orang bisa memiliki senjata tersebut karena ada yang khusus untuk pemimpin dan para raja. Bagi dua golongan tersebut, bentuk senjatanya terbilang khusus dan punya kekuatan supranatural yang tinggi. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *

Kirim pesan
Hello
Ada yang boleh kami bantu ?